Total Tayangan Halaman

Rabu, 09 April 2014

BIG TV

pasang saluran tv internasional dengan kualitas HD hanya dengan membayar 1x untuk paket:

Big Deal (99 channel) seharga Rp. 90.000 + Sewa dekoder Rp 20.000 = Rp. 110.000

Anda mendapatkan bonus:
2 Bulan all channel(202 channel)
2 Bulan liga Inggris
2 Bulan Big Movies

hanya bayar 1 bulan , Anda dapat menikmati tayangan selama 3 bulan

ADAPUN PAKET BIG TV::
1. BIG FUN 109 Channel seharga Rp. 108.000
2. BIG SUN 119 Channel seharga Rp. 150.000
3. BIG STAR 139 Channel seharga Rp. 270.000
4. BIG UNIVERSE 169 Channel seharga Rp. 489.000

- PAKET TAMBAHAN BIG TV

1. BIG CHINA Rp. 49.999
a.STAR CHINESE MOVIES
b.STAR CHINESE CHANNEL
c.PHONIX INFO
d.PHONIX NEWS
e.XING KONG

2. BIG HONG KONG Rp. 49.999
a.TVB 8
b.TVB S ASIA
c.TVB XING HE
d.TVB JADE
e.TVB S NEWS

3. BIG HBO MOVIE Rp. 69.999
a.HBO
b.HBO HITS
c.CINEMAX
d.HBO SIGNATURE
e.HBO FAMILY

4. BIG BOX OFFICE Rp. 99.999
a.FOX MOVIE PREMIUM
b.FOX ACTION MOVIES
c.FOX FAMILY MOVIES
d.MGM
e.HBO
f.HBO HITS
g.CINEMAX
h.HBO SIGNATURE
i.HBO FAMILY

5. BIG KIDS Rp. 24.999
a.CARTOON NETWORK
b.JIM JAM
c.DISCOVERY KIDS
d.CARTOONITO
e.NICKELEDEON
f.TOONAMI

6. BIG BPL Rp. 20.000
a.BEIN SPORT 1
b.BEIN SPORT 2

7. BIG ULTIMATE SPORTS Rp. 49.999
a.BEIN SPORT 1
b.BEIN SPORT 2
c.FIGHT
d.ESPN
e.FOX SPORT PLUS
f.STAR SPORTS

8. BIG INDIA Rp. 75.000
a.SONY
b.MAX
c.STAR PLUS
d.STAR GOLD

9. BIG JAPAN Rp. 50.000
a.NHK WORLD

10. BIG AUSSIE Rp. 120.000
a.SETANTA SPORTS
b.AUSTRALIAN NETWORK

11. BIG KOREA Rp. 150.000
a.KTV

UNTUK PEMASANGAN HUB:
089671908762
MARI WARGA INDONESIA DI PASANG MUMPUNG PROMO 3 BULAN..
TERIMAKASIH BANYAK.

Kamis, 17 Mei 2012

MASJID KOTAGEDE

Masjid Kotagede Masjid Kotagede

MASJID KOTAGEDE

Alamat: Jl. Watu Gilang, Kotagede, Yogyakarta, Indonesia
Koordinat GPS: S7°49'45.7" E110°23'52.5" (lihat peta)
Masjid Kotagede yang usianya lebih tua dibanding Masjid Agung Kauman memiliki perangkat unik berupa mimbar khotbah dengan ukiran indah, bedug yang usianya sudah ratusan tahun, serta tembok berperekat air aren.

Masjid Kotagede, Masjid Tertua di Yogyakarta

Berkelana ke Kotagede tidak akan lengkap jika tidak berkunjung ke Masjid Kotagede, bangunan tempat ibadah islam yang tertua di Yogyakarta. Bangunan itu merupakan tempat yang seringkali hanya dilewati ketika wisatawan hendak menuju kompleks pemakaman raja Mataram, padahal pesona bangunannya tak kalah menarik. Tentu, banyak pula cerita yang ada pada setiap piranti di masjid yang berdiri sekitar tahun 1640-an ini.
Sebelum memasuki kompleks masjid, akan ditemui sebuah pohon beringin yang konon usianya sudah ratusan tahun. Pohon itu tumbuh di lokasi yang kini dimanfaatkan untuk tempat parkir. Karena usianya yang tua, penduduk setempat menamainya "Wringin Sepuh" dan menganggapnya mendatangkan berkah. Keinginan seseorang, menurut cerita, akan terpenuhi bila mau bertapa di bawah pohon tersebut hingga mendapatkan dua lembar daun jatuh, satu tertelungkup dan satu lagi terentang.
MASJID KOTAGEDE
Berjalan mendekat ke arah kompleks masjid, akan ditemui sebuah gapura yang berbentuk paduraksa. Persis di bagian depan gapura, akan ditemui sebuah tembok berbentuk huruf L. Pada tembok itu terpahat beberapa gambar yang merupakan lambang kerajaan. Bentuk paduraksa dan tembok L itu adalah wujud toleransi Sultan Agung pada warga yang ikut membangun masjid yang masih memeluk agama Hindu dan Budha.
Memasuki halaman masjid, akan ditemui sebuah prasasti yang berwarna hijau. Prasasti bertinggi 3 meter itu merupakan pertanda bahwa Paku Buwono pernah merenovasi masjid ini. Bagian dasar prasasti berbentuk bujur sangkar dan di bagian puncaknya terdapat mahkota lambang Kasunanan surakarta. Sebuah jam diletakkan di sisi selatan prasasti sebagai acuan waktu sholat.
Adanya prasasti itu membuktikan bahwa masjid Kotagede mengalami dua tahap pembangunan. Tahap pertama yang dibangun pada masa Sultan Agung hanya merupakan bangunan inti masjid yang berukuran kecil. Karena kecilnya, masjid itu dulunya disebut Langgar. Bangunan kedua dibangun oleh raja Kasunanan Surakarta, Paku Buwono X. Perbedaan bagian masjid yang dibangun oleh Sultan Agung dan Paku Buwono X ada pada tiangnya. Bagian yang dibangun Sultan agung tiangnya berbahan kayu sedangkan yang dibangun Paku Buwono tiangnya berbahan besi.
Bangunan inti masjid merupakan bangunan Jawa berbentuk limasan. Cirinya dapat dilihat pada atap yang berbentuk limas dan ruangan yang terbagi dua, yaitu inti dan serambi.
Sebuah parit yang mengelilingi masjid akan dijumpai sebelum memasuki bangunan inti masjid. Parit itu di masa lalu digunakan sebagai saluran drainase setelah air digunakan wudlu di sebelah utara masjid. Kini, warga setempat memperbaiki parit dengan memasang porselen di bagian dasar parit dan menggunakannya sebagai tempat memelihara ikan. Untuk memudahkan warga yang ingin beribadah, dibuat sebuah jembatan kecil yang terbuat dari kayu-kayu yang disusun berderet.
Pada bagian luar inti masjid terdapat bedug tua yang bersebelahan dengan kentongan. Bedug yang usianya tak kalah tua dengan masjidnya itu merupakan hadiah dari seseorang bernama Nyai Pringgit yang berasal dari desa Dondong, wilayah di Kabupaten Kulon Progo. Atas jasanya memberikan bedug itu, keturunan Nyai Pringgit diberi hak untuk menempati wilayah sekitar masjid yang kemudian dinamai Dondongan. Sementara bedug pemberiannya, hingga kini masih dibunyikan sebagai penanda waktu sholat.
Sebuah mimbar untuk berkhotbah yang terbuat dari bahan kayu yang diukir indah dapat dijumpai di bagian dalam masjid, sebelah tempat imam memimpin sholat. Mimbar itu juga merupakan pemberian. Saat Sultan Agung menunaikan ibadah haji, ia mampir ke Palembang untuk menjenguk salah satu adipati di tempat itu. Sebagai penghargaannya, adipati Palembang memberikan mimbar tersebut. Mimbar itu kini jarang digunakan karena sengaja dijaga agar tidak rusak. Sebagai pengganti mimbar itu, warga setempat menggunakan mimbar kecil untuk kepentingan ibadah sehari-hari.
Berjalan mengelilingi halaman masjid, akan dijumpai perbedaan pada tembok yang mengelilingi bangunan masjid. Tembok bagian kiri terdiri dari batu bata yang ukurannya lebih besar, warna yang lebih merah, serta terdapat batu seperti marmer yang di permukaannya ditulis aksara Jawa. Sementara tembok yang lain memiliki batu bata berwarna agak muda, ukuran lebih kecil, dan polos. Tembok yang ada di kiri masjid itulah yang dibangun pada masa Sultan agung, sementara tembok yang lain merupakan hasil renovasi Paku Buwono X. Tembok yang dibangun pada masa Sultan agung berperekat air aren yang dapat membatu sehingga lebih kuat.
Masjid yang usianya telah ratusan tahun itu hingga kini masih terlihat hidup. Warga setempat masih menggunakannya sebagai tempat melaksanakan kegiatan keagamaan. Bila datang saat waktu sholat, akan dilihat puluhan warga menunaikan ibadah. Di luar waktu sholat, banyak warga yang menggunakan masjid untuk tempat berkomunikasi, belajar Al Qur'an, dan lain-lain.

SENDANG SRININGSIH

Sendang Sriningsih Sendang Sriningsih

SENDANG SRININGSIH

Alamat: Desa Gayamharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta, Indonesia
Koordinat GPS: S7°47'56.7" E110°31'30" (lihat peta)
Sendang Sriningsih yang ditemukan tahun 1934 adalah tempat ziarah Katholik di Prambanan, kawasan yang terkenal dengan objek wisata religius Hindu Budha. Gua Maria dan air sendang yang bertuah akan menjadi perantara rahmat Tuhan.

Sendang Sriningsih, Perantara Rahmat Tuhan

Kecamatan prambanan yang selama ini lebih dikenal dengan objek wisata candi yang sarat nuansa Hindu-Budha ternyata juga mempunyai objek wisata lain yang sarat nuansa Kristiani. Sendang Sriningsih salah satunya, tempat ziarah berupa mata air abadi dan Gua Maria yang terletak di Gayamharjo, antara Bukit Ijo dan Mintorogo. Bisa dijangkau dengan kendaraan bermotor, berjalan ke selatan setelah sampai di pertigaan pertama setelah Candi Prambanan.
Riwayat Sendang Sriningsih dimulai pada tahun 1934, ketika seorang Jesuit bernama D Hardjosuwondo SJ yang ditugaskan di Dusun Jali berkunjung ke sendang yang dulu masih bernama Sendang Duren. Terpesona oleh aura spiritualnya, ia kemudian membangun lokasi sekitar sendang itu menjadi tempat ziarah dan kemudian menamai ulang sendang menjadi Sendang Sriningsih, artinya perantara rahmat Tuhan pada umatnya.
SENDANG SRININGSIH - Gua Maria

Begitu sampai, anda bisa langsung memulai proses ibadah dengan mengikuti rute jalan salib. Rute itu dirancang berupa tangga-tangga yang menanjak ke atas, kurang lebih panjangnya 900 meter. Seperti di rute jalan salib umumnya, di sepanjang jalan itu terdapat relief-relief yang menceritakan perjalanan Yesus memanggul kayu salib. Selama mengikuti rute itu pula, anda juga bisa memanjatkan doa.
Jalan Salib diakhiri ketika anda sampai di pertigaan kecil, berbelok ke kanan dan menjumpai sebuah salib besar dengan patung Yesus terpaku di kayu salib. Lokasi tempat salib itu berdiri dinamai persisi seperti nama bukit tempat Yesus disalibkan, yaitu bukit Golgota. Anda bisa menyalakan lilin di bawah salib dan memanjatkan doa. Cukup banyak orang yang berdoa di tempat ini ketika YogYES berkunjung.
Jika ingin menuju ke lokasi sendang dan Gua Maria, anda bisa berbelok ke kiri dari pertigaan kecil tersebut. Sendang Sriningsih, menurut cerita sudah menjadi danau bawah tanah, sekarang bagian pinggirnya telah disemen dan bagian atasnya ditutup dengan seng untuk menjaga kebersihan air. Jika ingin mengambil air sendang, anda bisa menyalakan kran air yang ada di sebelah kanan belik sendang. Konon, air sendang ini bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Gua Maria setinggi empat meter tempat peziarah biasa berdevosi terletak di sebelah kanan sendang. Cukup luas tempat bagi peziarah untuk berdoa dan cukup sejuk karena berada di bawah pohon besar. Saat menjelang Natal, seperti saat YogYES berkunjung, cukup banyak peziarah yang berdoa di Gua Maria ini. Biasanya, para peziarah datang berombongan bersama keluarga atau teman sekolah.
Berjalan ke kiri dari Gua Maria dan naik ke atas, anda bisa memandang Salib berukuran besar yang di belakangnya tertulis tertier millenium, sebuah lambang pergantian millenium. Sementara bila anda menatap ke depan, anda bisa melihat pemandang bukit yang hijau dan perkampungan yang ada di sekelilingnya. Bila lelah, anda bisa beristirahat di pendopo yang tersedia sambil menikmati sejuknya udara di sendang tersebut.
Ritual ibadah di sendang ini diselenggarakan sembilan kali setahun setiap malam Jumat Kliwon, hari keramat dalam masyarakat Jawa. Saat itu, digelar doa dan misa dengan jumlah peziarah mencapai 3000 orang. Ritual ibadah di malan Jumat Kliwon itu sekaligus menunjukkan adanya perpaduan budaya Jawa dan budaya Katolik di wilayah itu.
Salah satu daya tarik lain sendang ini sehingga ramai dikunjungi adalah air sendang yang bertuah dan dianggap bisa memberi keselamatan dan membebaskan dari penyakit.

MALIOBORO

MalioboroMalioboro Malioboro Malioboro

MALIOBORO

Alamat: Jl. Malioboro, Yogyakarta, Indonesia
Koordinat GPS: S7°47'34.9" E110°21'57.3" (lihat peta)
Berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti karangan bunga, Malioboro menjadi kembang yang pesonanya mampu menarik wisatawan. Tak hanya sarat kisah dan kenangan, Malioboro juga menjadi surga cinderamata di jantung Kota Jogja.

MALIOBORO
Menyusuri Jalan Karangan Bunga dan Surga Cinderamata di Jantung Kota Jogja

Matahari bersinar terik saat ribuan orang berdesak-desakan di sepanjang Jalan Malioboro. Mereka tidak hanya berdiri di trotoar namun meluber hingga badan jalan. Suasana begitu gaduh dan riuh. Tawa yang membuncah, jerit klakson mobil, alunan gamelan kaset, hingga teriakan pedagang yang menjajakan makanan dan mainan anak-anak berbaur menjadi satu. Setelah menunggu berjam-jam, akhirnya rombongan kirab yang ditunggu pun muncul. Diawali oleh Bregada Prajurit Lombok Abang, iring-iringan kereta kencana mulai berjalan pelan. Kilatan blitz kamera dan gemuruh tepuk tangan menyambut saat pasangan pengantin lewat. Semua berdesakan ingin menyakasikan pasangan GKR Bendara dan KPH Yudhanegara yang terus melambaikan tangan dan menebarkan senyum ramah.
Itulah pemandangan yang terlihat saat rombongan kirab pawiwahan ageng putri bungsu Sultan Hamengku Buwono X lewat dari Keraton Yogyakarta menuju Bangsal Kepatihan. Ribuan orang berjejalan memenuhi Jalan Malioboro yang membentang dari utara ke selatan. Dalam bahasa Sansekerta, malioboro berarti jalan karangan bunga karena pada zaman dulu ketika Keraton mengadakan acara, jalan sepanjang 1 km ini akan dipenuhi karangan bunga. Meski waktu terus bergulir dan jaman telah berubah, posisi Malioboro sebagai jalan utama tempat dilangsungkannya aneka kirab dan perayaan tidak pernah berubah. Hingga saat ini Malioboro, Benteng Vredeburg, dan Titik Nol masih menjadi tempat dilangsungkannya beragam karnaval mulai dari gelaran Jogja Java Carnival, Pekan Budaya Tionghoa, Festival Kesenian Yogyakarta, Karnaval Malioboro, dan masih banyak lainnya.
Malioboro
Sebelum berubah menjadi jalanan yang ramai, Malioboro hanyalah ruas jalan yang sepi dengan pohon asam tumbuh di kanan dan kirinya. Jalan ini hanya dilewati oleh masyarakat yang hendak ke Keraton atau kompleks kawasan Indische pertama di Jogja seperti Loji Besar (Benteng Vredeburg), Loji Kecil (kawasan di sebelah Gedung Agung), Loji Kebon (Gedung Agung), maupun Loji Setan (Kantor DPRD). Namun keberadaan Pasar Gede atau Pasar Beringharjo di sisi selatan serta adanya permukiman etnis Tionghoa di daerah Ketandan lambat laun mendongkrak perekonomian di kawasan tersebut. Kelompok Tionghoa menjadikan Malioboro sebagai kanal bisnisnya, sehingga kawasan perdagangan yang awalnya berpusat di Beringharjo dan Pecinan akhirnya meluas ke arah utara hingga Stasiun Tugu.
Melihat Malioboro yang berkembang pesat menjadi denyut nadi perdagangan dan pusat belanja, seorang kawan berujar bahwa Malioboro merupakan baby talk dari "mari yok borong". Di Malioboro Anda bisa memborong aneka barang yang diinginkan mulai dari pernik cantik, cinderamata unik, batik klasik, emas dan permata hingga peralatan rumah tangga. Bagi penggemar cinderamata, Malioboro menjadi surga perburuan yang asyik. Berjalan kaki di bahu jalan sambil menawar aneka barang yang dijual oleh pedagang kaki lima akan menjadi pengalaman tersendiri. Aneka cinderamata buatan lokal seperti batik, hiasan rotan, perak, kerajinan bambu, wayang kulit, blangkon, miniatur kendaraan tradisional, asesoris, hingga gantungan kunci semua bisa ditemukan dengan mudah. Jika pandai menawar, barang-barang tersebut bisa dibawa pulang dengan harga yang terbilang murah.
Selain menjadi pusat perdagangan, jalan yang merupakan bagian dari sumbu imajiner yang menghubungkan Pantai Parangtritis, Panggung Krapyak, Kraton Yogyakarta, Tugu, dan Gunung Merapi ini pernah menjadi sarang serta panggung pertunjukan para seniman Malioboro pimpinan Umbu Landu Paranggi. Dari mereka pulalah budaya duduk lesehan di trotoar dipopulerkan yang akhirnya mengakar dan sangat identik dengan Malioboro. Menikmati makan malam yang romantis di warung lesehan sembari mendengarkan pengamen jalanan mendendangkan lagu "Yogyakarta" milik Kla Project akan menjadi pengalaman yang sangat membekas di hati.
Malioboro adalah rangkaian sejarah, kisah, dan kenangan yang saling berkelindan di tiap benak orang yang pernah menyambanginya. Pesona jalan ini tak pernah pudar oleh jaman. Eksotisme Malioboro terus berpendar hingga kini dan menginspirasi banyak orang, serta memaksa mereka untuk terus kembali ke Yogyakarta. Seperti kalimat awal yang ada dalam sajak Melodia karya Umbu Landu Paranggi "Cintalah yang membuat diriku betah sesekali bertahan", kenangan dan kecintaan banyak orang terhadap Malioboro lah yang membuat ruas jalan ini terus bertahan hingga kini.
Keterangan: Karnaval dan acara yang berlangsung di Kawasan Malioboro biasanya bersifat insidental dengan waktu pelaksanaan yang tidak menentu. Namun ada beberapa kegiatan yang rutin diselenggarakan setiap tahun seperti Jogja Java Carnival yang selalu dilaksanakan tiap bulan Oktober, Festival Kesenian Yogyakarta pada bulan Juni hingga Juli, serta Pekan Kebudayaan Tionghoa yang dilaksanakan berdekatan dengan perayaan tahun baru China (Imlek).

Selasa, 15 Mei 2012

Asal Usul Batik

Asal Usul Batik

Batik berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “titik”. Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan “malam” (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya “wax-resist dyeing”.


Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Pada saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun seiring perkembangannya, motif atau pola batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta

Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang merupakan hasil tenunan sendiri dan dinamakan kain mori. Sedangkan untuk bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri, diantaranya dari : pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur. Namun seiring dengan perkembangan zaman,batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya.

Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.

Batik memberi banyak gambaran-gambaran yang memberi simbol-simbol terkait aspek filosofis yang terkait dengan berbagai aspek cara hidup (way of life). Motif batik “sawat”, misalnya yang digambarkan sebagai sayap disebutkan memberi simbolisasi akan “keteguhan dan ketabahan hati”, motif batik “semen” yang memberi gambaran akar-akaran tetumbuhan yang diyakini menggambarkan kesuburan, kemakmuran, dan kehidupan alam semesta.

Khazanah batik tradisional Jawa bahkan mengenal jenis motif “larangan”, yakni desain motif batik yang hanya boleh dikenakan bagi kalangan dalam keraton. Motif “parang rusak” merupakan contoh klasik di antara motif larangan yang tidak dianjurkan untuk dikenakan sembarangan karena menggambarkan identitas diri yang mengenakannya sebagai anggota keluarga keraton. Ornamentasi batik Jawa memang tak bisa dilepaskan dari kehidupan keraton.

Batik memiliki jenis yang beragam, antara lain adalah:

* Batik Tulis
Batik Tulis adalah batik mula-mula yang adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
Proses pembuatan batik mula-mula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya.
Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain.
Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap.
Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.

* Batik Cap
Batik Cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.

* Batik Printing
Batik Printing ini sudah bisa banyak ditemui akhir-akhir ini dikarenakan kualitas corak batik yang lebih bagus dan lebih tahan lama karena tidak mudah luntur.

Keraton Yogyakarta-Masjid Agung

Keraton Yogyakarta-Masjid Agung
Masjid Agung Keraton Yogyakarta adalah bangunan masjid yang didirikan di pusat (ibukota) kerajaan. Bangunan ini didirikan semasa pemerintahan Sultan Hamengku Buwana I. Perencanaan ruang kota Yogyakarta konon didasarkan pada konsep taqwa. Oleh karenanya, komposisi ruang luarnya dibentuk dengan batas-batas berupa penempatan lima masjid kasultanan di empat buah mata angin dengan Masjid Agung sebagai pusatnya. Sedangkan komposisi di dalam menempatkan Tugu (Tugu Pal Putih) - Panggung Krapyak sebagai elemen utama inti ruang. Komposisi ini menempatkan Tugu Pal Putih-Keraton-Panggung Krapyak dalam satu poros.
Bangunan Masjid Agung Keraton Yogyakarta berada di areal seluas kurang lebih 13.000 meter persegi. Areal tersebut dibatasi oleh pagar tembok keliling. Pembangunan masjid itu sendiri dilakukan setelah 16 tahun Keraton Yogyakarta berdiri. Pendirian masjid itu sendiri atas prakarsa dari Kiai Pengulu Faqih Ibrahim Dipaningrat yang pelaksanaannya ditangani oleh Tumenggung Wiryakusuma, seorang arsitek keraton. Pembangunan masjid dilakukan secara bertahap. Tahap pertama adalah pembangunan bangunan utama masjid. Tahap kedua adalah pembangunan serambi masjid. Setelah itu dilakukan penambahan-penambahan bangunan lainnya.
Bangunan Masjid Agung terdiri dari beberapa ruang, yaitu halaman masjid, serambi masjid, dan ruang utama masjid. Halaman masjid terdiri atas halaman depan dan halaman belakang. Halaman masjid merupakan ruangan terbuka yang terletak di bagian luar bangunan utama dan serambi masjid. Halaman ini dibatasi oleh tembok keliling. Sedang halaman belakang masjid merupakan makam Nyi Achmad Dahlan dan beberapa makam lainnya..
Ada lima buah pintu yang dapat digunakan untuk memasuki halaman masjid. Dua buah pintu terletak di sisi utara dan selatan. Sedangkan pada sisi timur terdapat sebuah pintu yang berfungsi sebagai pintu gerbang utama. Bentuk pintu gerbang yang sekrang ini adalah semar tinandu dengan atap limasan. Pada kedua sisi gapura ini terdapat dua bangunan yang disebut bangsal prajurit. Pintu gerbang dihubungkan dengan sebuah jalan yang membelah halaman depan menjadi dua bagian. Jalan ini diapit dua buah bangunan yang dinamakan pagongan.
Bangunan serambi masjid dipisahkan dari halaman masjid. Bangunan pemisahan itu berupa pagar tembok keliling dengan lima buah pintu masuk. Pada sisi timur terdapat tiga buah pintu dan satu buah pada sisi utara serta selatan. Bangunan serambi ini juga dikelilingi dengan sebuah parit kecil (kolam) pada sisi utara, timur, dan selatan. Tempat/bangunan yang digunakan untuk berwudhu terdapat di sebelah utara dan selatan serambi.
Bangunan serambi masjid berbentuk denah empat persegi panjang. Serambi didirikan di atas batur setinggi satu meter. Pada serambi ini terdapat 24 tiang berumpak batu yang berbentuk padma. Umpak batu tersebut berpola hias motif pinggir awan yang dipahatkan. Atap serambi masjid berbentuk limasan.
Pada sebelah barat serambi ini berdiri bangunan Masjid Agung yang merupakan ruang utama salat. Ruangan masjid berbentuk denah bujur sangkar. Bangunan ,asjid didirikan di atas batur setinggi 1,7 meter. Pada sisi utara masjid terdapat gedung pengajian, kamar mandi, dan WC untuk pria. Sedang yang diperuntukkan bagi wanita berada pada sisi selatan. Mihrab berada pada dinding sebelah barat. Pada dekat mihrab terdapat sebuah mimbar dan maksurah, masing-masing terletak di sebelah utara dan selatan mihrab.
Atap tajug bertumpang tiga menutupi ruang utama Masjid Agung ini. Pada puncak atap terdapat mustaka. Ketiga atap masjid ini didukung oleh dinding tembok pada keempat sisi ruangan dan tiang berjumlah 36 buah. Tiang-tiang tersebut berpenampang bulat tanpa hiasan (polos). Ketiga puluh enam tiang tersebut terdiri atas empat buah saka guru, 12 saka rawa, dan 20 saka emper.

TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI

TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI


::: PROSES PEMBENTUKAN :::
Pembentukan Taman Nasional Gunung Merapi berdasarkan dari hasil kajian potensi Gunung Merapi yang telah dilakukan oleh Departemen Kehutanan cq. Balai Konservasi Sumber Daya Alam Yogyakarta bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada dan dikaji lebih lanjut oleh Tim Terpadu Departemen Kehutanan. Tim tersebut merekomendasikan kepada Menteri Kehutanan untuk merubah fungsi hutan lindung, cagar alam dan taman wisata alam di Gunung Merapi seluas ±6.410 Ha menjadi Taman Nasional Gunung Merapi melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 134/MENHUT-II/2004 tanggal 4 Mei 2004.
::: KONDISI UMUM :::
Taman Nasional Gunung Merbabu berada di Kawasan Hutan Negara yang terletak di Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten Propinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunung Merapi mempunyai ketinggian sampai ±2.911 m dpl dengan kemiringan lebih dari 30ยบ. Sumber-sumber air dari Kwasan Gunung Merapi merupakan sumber air utama bagi pemenuhan kebutuhan air di daerah kota Yogyakarta dan sekitarnya. Selain memiliki sumber-sumber air, Kawasan Gunung Merapi juga memiliki potensi flora dan fauna yang beraneka ragam.
::: POTENSI FLORA & FAUNA :::
Potensi flora yang ada di Kawasan Taman Nasional memiliki ±72 jenis flora, yang didominasi oleh jenis pohon (Castanopsis argentia, BL) yang terdapat di hutan alam primer. Sedangkan pada hutan sekunder dan hutan tanaman di dominasi jenis pohon Puspa (Schima wallichii). Di samping itu pada kawasan hutan ini juga dijumpai jenis anggrek endemic yaitu Panda Tricolor. Jenis anggrek ini termasuk langka dan perlu untuk dilestarikan.
Potensi Fauna yang terdapat di Taman Nasional Gunung Merapi yaitu Elang Jawa dan dan jenis burung lain seperti Bido (Spiolaris bido), Raja Udang (Pelargopis carpensis) dan Sesep Madu (Aepthopyga siporaja), Ayam alas (Gallus gallus), Burung Gagak (Accipiter trivirgatus), Burung Betet (Psittacula alexandri), Burung Prenjak (Prinia familiaris olivaceae), Kelelawar (Pteropus sp), Burung Walet (Collacalia esculenta). Selain jenis burung dijumpai juga Macan Tutul (Panthera pardus), Harimau Jawa (Panthera sp), Bajing Tanah (Lariscus aisegnis), Kijang (Munteocus muntjok), Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Babi Hutan (Sus vittatus), Garangan (Herpenes javanicus orientalis) dan musang (Paradoxurus hermaprodis).

::: POTENSI WISATA :::
Atraksi Biotis
Area Jalur Tarkking Kinahrejo-Tlogo Muncar
Berupa pemandangan hutan tropika pegunungan dengan kekayaan flora dan fauna yang bernuansa volkan.
Tlogo Muncar dan Tlogo Putri
Atraksi air terjun dengan tempat pemandian dan suasana alam yang indah. Tempat ini diyakini oleh masyarakat, khususnya Tlogo Muncar pernah digunakan mandi puteri Majapahit bernama Dewi Condrokirono.
Arboretum Kaliurang
Arboretum ini berisi jenis tumbuh-tumbuhan asli (endegeneous)dan exotic, khususnya pinus.
Buki Turgo
Merupakan jalan setapak dengan pemandangan keanekaragaman flora dan fauna. Pada bukit ini terdapat atraksi ziarah makan Syeh Jumadil Qubra dan terdapat Gua Jepang serta Ledik Paku.
Bukit Plawangan
Pada bukit ini juga terdapat pemandangan yang indah dan pada puncaknya terdapat Gua Jepang yang mudah dicapai dengan jalan kaki.
Atraksi Abiotis
Lembah Sungai Boyong-Kali Urang Barat
Terletak antara Dusun Turgo dan Kali Urang Barat. Daerah ini memilki kekhasan landskap lembah sungai yang merupakan sisa-sisa endapan piroklastik aliran/endapan awan panas (endapan wedus gembel). Kegiatan atraksi pada kawasan ini berupa petualangan dan kepecinta-alaman atau wisata dengan "minat khusus".
Penggalian Pasir/Batu di Aliran S. Boyong, Dusun Kemirirebo
Merupakan upaya pemberdayaan masyarakat dalam kaitannya dengan penggalian batu dan pasir.
Atraksi Sosio-Kultural
Adanya Desa tradisional Turgo yang memiliki kehidupan khas jawa khususnya Yogyakarta, bangunan-bangunan rumah khas jawa yang mempunyai nilai-nilai religius tinggi. Di samping itu masyarakat juga masih melakukan upacara-upacara traadisional selamatan yaitu selamatan labuhan, selamatan malam selasa kliwon dan jumat kliwon, selamtan ternak, selamatan sekul, selamatan jenazah, selamatan mencari orang hilang dan selamatan orang kesurupan.
::: KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT :::
Mata pencaharian masyarakat sekitar TAman NAsional Gunung MErapi yang berada di wilayah Propinsi Jawa Tengah di dominasi sector perkebunan dan pertanian. Sedangkan masyarakat di wilayah DIY selain sebagai petani juga usaha penginapan dan sebagai pedagang. Di samping itu juga sebagian bergerak di bidang pertukangan batu dan penggalian pasir.
Aksesibilitas ke Taman NAsional Gunung Merapi sudah sangat baik, bahkan jalur pendakian sudah tersedia. Ada 3 (tiga) jalur pendakian yang biasa dilalui oleh para pecinta alam, yaitu Jalur Selo (utara), Jalur Babadan (barat), dan jalur Kinahrejo (selatan). Untuk mencapai puncak Gunung Merapi (Puncak Garuda) membutuhkan waktu rata-rata 4 jam.


::: KOLABORASI MANAJEMEN :::
Pengelolaan Taman Nasional Gunung Merapi dilakukan dengan Kolaborasi Management antara Departemen Kehutanan Cq. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA), Pemeintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemerintah ropinsi Jawa Tengah Pemerintah Kabupaten Kalten, Pemerintah Kabupaten Magelang, Pemerintah Kabupaten Boyolali, Pemerintah Kabupaten Sleman dan Perum Perhutani.
Kolaborasi management adalah pengelolaan Taman Nasional, aspek kelembagaan dan aspek teknis. Kolaborasi management dituangkan dalam kesepakatan bersama dan dirinci dalam perjanjian kerja sama yang menguraikan tentang hak dan kewajiban masing-masing institusi yang berkolaborasi.
::: FORUM REMBUG MASYARAKAT MERAPI :::
Forum Rembug Masyarakat Merapi merupakan wadah masyarakat di wilayah Gunung Merapi untuk menyampaikan aspirasi sekaligus sebagai mitra kerja Pemerintah yang melakukan kolaborasi dalam pembangunan dan pengelolaan Taman Nasional Gunung Merapi.
Adapun tugas dan kewenangan pengurus Forum Rembug Masyarakat Merapi adalah :
  • Forum dibentuk dari oleh dan untuk masyarakat yang berada di sekitar wilayah Gunung Merapi atau yang mendapat dampak baik langsung maupun tidak langsung akibat pengelolaan Taman Nasional Gunung Merapi.
  • Menampung aspirasi masyarakat serta sebagai mitra dalam pengelolaan Taman Nasional Gunung Merapi.
  • Menyusun Rencana Kegiatan (action Plan) melalui penyerapan aspirasi mulai dari tingkat Desa, Kecamatan dan Kabupaten.
  • Mengusulkan Rencana Kegiatan dimaksud kepada Pemerintah baik Pusat, Propinsi maupun Kabupaten.
  • Sebagai mitra kerja Pemerintah dalam perencanaan, pelaksanaan [engelolaan Taman Nasional Gunung Merapi.
Forum Rembug Masyarakat Merapi terdiri dari :
Kabupaten Magelang : - Kecamatan Dukun
- Kecamatan Srumbung
Kabuaten Boyolali : - Kecamatan Cepogo
- Kecamatan Selo
- Kecamatan Musuk
Kabupaten Malang : - Kecamatan Kemalang
Kabupaten Sleman : - Kecamatan Cangkringan
- Kecamatan Pakem
- Kecamatan Turi